Pemerintah Kabupaten Dogiyai tengah menyiapkan terobosan baru dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) dengan mengedepankan pangan lokal yang dihasilkan dari pertanian dan perkebunan setempat. Strategi ini diharapkan tidak hanya memenuhi kebutuhan gizi siswa, tetapi juga mendorong pemberdayaan pertanian Dogiyai serta meningkatkan peran perkebunan Dogiyai dalam perekonomian daerah.
Bupati Dogiyai, Yudas Tebai, menyatakan bahwa program MBG akan kembali mengandalkan bahan pangan lokal. "Kita akan melakukan koordinasi intensif dengan Badan Gizi Nasional untuk memastikan bahwa pengelolaan MBG dapat mengoptimalkan potensi pangan lokal yang melimpah di Dogiyai," ujarnya usai upacara Sertijab di Moanemani pada Rabu (5/3/2025).
Melalui komunikasi dengan Gubernur, pemerintah daerah telah menyampaikan usulan kepada pemerintah pusat agar mekanisme pengelolaan MBG diubah, sehingga lebih menekankan pada sumber daya lokal. "Karena kondisi Dogiyai yang masih memiliki tantangan dalam ketersediaan pangan, kolaborasi dengan berbagai pihak menjadi kunci agar siswa mendapatkan asupan makanan bergizi yang berasal dari produk lokal," tegasnya.
Bupati Tebai juga mengingatkan kembali pengalaman positif dari program PMTAS yang pernah dijalankan beberapa dekade lalu. Saat itu, pengelolaan makanan oleh guru-guru di sekolah berhasil memberikan dampak signifikan terhadap gizi siswa. "Pengalaman PMTAS memberikan pelajaran berharga, sehingga kita bisa mengintegrasikan sistem serupa dengan menekankan penggunaan pangan lokal dari hasil pertanian dan perkebunan Dogiyai dalam MBG," tambahnya.
Untuk memastikan keberhasilan program, pengelolaan MBG nantinya akan melibatkan peran serta para pengurus gereja dan komunitas lokal, seperti WKRI dan Per Kawan Khusus, yang sudah terbiasa dengan proses pengolahan makanan bergizi. Kolaborasi antara pemerintah daerah, masyarakat, dan lembaga terkait diharapkan mampu mewujudkan MBG yang tidak hanya sehat tetapi juga memberdayakan pangan lokal Dogiyai.